PERCOBAAN
PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN CERMIN KOMBINASI BERBAHAN ALUMUNIUM FOIL
Dini Ayu Cahyani,
Ulfah Khoeriyah, Nadiyah Putri
Abstrak
Pembelajaran fisika di sekolah seharusnya menjadi
suatu kegiatan yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses-proses
pembentukan konsep-konsep fisika dengan menggunakan media dan kegiatan
praktikum sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar fisika. Dalam
pembelajaran fisika sering muncul permasalahan, diantaranya adalah kurang
tersedianya alat praktikum dikarenakan sulit didapat suatu alat praktikum
ataupun juga karena
harganya yang mahal misalnya percobaan pemantulan cahaya pada cermin kombinasi. Pemanfaatan alumunium foil pada cermin kombinasi adalah
salah satu upaya inovatif bagi guru dan siswa untuk mengatasi kurang
tersedianya dan mahalnya alat praktikum. Percobaan pemantulan
cahaya pada hukum Snellius (hukum pemantulan cahaya) bahwa sinar datang, garis
normal, sinar pantul terletak pada satu bidang datar, sudut pantul sama dengan
sudut datang. Hasil percobaan menunjukan dengan sudut datang diposisikan 10°,
20°, 30°, 40° dan 50° menghasilkan sudut
pantul yang sama dengan sudut datang yaitu 10°, 20°, 30°, 40° dan 50°. Walaupun dengan menggunakan cermin
datar, cermin cekung dan cermin cembung diposisikan sudut datang dengan sudut
tertentu pula tetap menghasilkan sudut pantul yang akan sama besar. Sehingga
dalam hukum Snellius pemantulan cahaya berlaku pada cermin datar, cermin cekung
dan cermin cembung (cermin kombinasi).
Abstract
Learning physics at school should be
activities that involve students directly in understanding the concept of
physics. To gain this effort, support of materials and equipments are very
important. On the other hand, it is common that those supporting materials are
very expensive and very rarely found.Actually, physics can be tought by using
simple material as a learning media. The use of alumunium foil on the mirror combination is
one of the physics teaching innovations
Experiments light reflection on Snell's law (the law of reflection of
light) that the light comes, the normal, the reflected rays lie in one plane,
the angle of reflection equals the angle of incidence. The result showed the
incident angle is positioned 10 °, 20 °, 30 °, 40 ° and 50 ° generate
reflection angle equal to the angle of incidence of 10 °, 20 °, 30 °, 40 ° and
50 °. Although using a flat mirror, a concave mirror and a convex mirror is
positioned at an angle the angle of incidence is also still produce the
reflection angle to be equal. Snell's law of refraction so that the light
effect on a flat mirror, a concave mirror and a convex mirror (mirror
combination).
Kata kunci: pemantulan
cahaya, cermin kombinasi, alumunium foil
Pendahuluan
Fisika merupakan salah satu
mata pelajaran yang sering dianggap sulit bagi siswa. Karena bidang kajian fisika meliputi kegiatan
sehari-hari, maka pembelajaran fisika di sekolah seharusnya menjadi suatu
kegiatan yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses-proses pembentukan
konsep konsep fisika sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
fisika. Untuk itu diperlukan suatu
model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat meningkatkan pemahaman
konsep-konsep fisika, karena pada hakekatnya fisika merupakan ilmu yang
mempelajari gejala-gejala alam, maka perlu dikembangkan model pembelajaran
dengan menggunakan media dan kegiatan praktikum [1].
Dalam pembelajaran fisika
sering muncul permasalahan, diantaranya adalah kurang tersedianya alat
praktikum dikarenakan sulit didapat ataupun juga karena harganya yang mahal
misalnya percobaan pemantulan cahaya pada cermin kombinasi. sehingga perlu
dilakukan upaya inovatif guna menunjang masalah ini. Peneliti berupaya memanfaatan
bahan sterofom dan alumunium foil untuk percobaan
pemantulan pada cermin kombinasi.
Sejak dulu, manusia telah
mengenal cahaya baik yang digunakan untuk penerangan seperti cahaya matahari
yang merupakan sumber energi bagi bumi maupun cahaya yang diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari contohnya cahaya lampu pada ruangan maupun sebagai lighting konser. Dalam fisika terdapat dua hal yang amat berbeda dan
seakan-akan terpisah, yaitu partikel dan gelombang. Cahaya sebagai partikel
maupun sebagai gelombang elektromagnetik juga memiliki beberapa sifat,
diantaranya adalah dapat dipantulkan oleh benda gelap [2]. Dengan percobaan berikut, kita dapat mengetahui
sifat suatu cahaya apabila dipantulkan menggunakan cermin cekung, cembung dan
datar (cermin kombinasi).
Teori
Cahaya (dan semua bentuk radiasi
elektromagnetik yang lain) adalah suatu bentuk yang fundamental dan ilmu fisika
masih berusaha untuk memahaminya. Pada tingkat yang dapat diamati cahaya
menunjukan dua perilaku yang tampaknya berlawanan, yang digambarkan secara
kasar melalui model-model gelombang dan partikel. Biasanya jumlah energi yang ada
begitu besar sehingga cahaya berperilaku seakan-akan merupakan gelombang
kontinu ideal, yaitu gelombang medan listrik dan medan magnet yang saling
berkaitan. Interaksi cahaya dengan lensa, cermin, prisma, celah dan lain-lain
dapat dapat dipahami secara memuaskan
melaui model gelombang (dengan syarat kita tidak menelaah terlalu dalam
mengenai apa yang terjadi pada tingkat mikroskop). Di lain pihak, ketika cahaya
diemisikan atau diserap paket yang kecil, terlokalisir dan terarah dengan baik;
yaitu seakan-seakan cahaya merupakan arus partikel-partikel [3]. Sehingga
ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan. Sisanya
diserap olah benda (dan diubah menjadi energi panas). Tetapi untuk benda –benda
yang sangat mengkilat seperti cermin berlapis perak lebih dari 95% persen
cahaya bisa dipantulkan [4].
Muka gelombang (wave front) adalah bidang yang merupakan tempat kedudukan dari
titik-titik yang mempunyai fase sama dan garis – garis yang tegak luruk pada
bidang ini adalah “sinar”. Jika muka gelombang berbentuk bidang datar seperti
pada gelombang datar, maka arah sinar tegak lurus bidang datar ini. Jika muka
gelombang berbentuk bola [5].
Jarak
antara muka gelombang dengan cermin, sama dengan sudut antara sinar datang
dengan normal cermin. Dengan kata lain, adalah sudut
dating. Sudut antara
muka-gelombang dan cermin sama dengan
antara sinar yang direfleksikan dan normal cermin. Dengan perkataan lain adalah sudut
refleksi [6]. Dari permukaan, seperti yang ditunjukkan sebuah cermin. Hal ini
diilustrasikan pada gambar. 1.1
Gambar 1.1 : Hukum Pemantulan (Refleksi)
Ketika cahaya dipantulkan dari permukaaan
apapun, sudut insiden selalu sama dengan sudut pantul [7].
Bentuk
cermin yang kita jumpai setiap hari, sangatlah beragam. Secara garis besar
cermin terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1. Cermin datar, dan
2. Cermin lengkung.
Cermin lengkung terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Cerimin cekung, dan
b. Cerimn cembung [8].
Cermin datar membentuk bayangan yang tegak, dengan ukuran
yang sama dengan bendanya dan bayangannya berada dalam jarak yang sama dari
permukaan pantul dengan jarak benda di depan cermin. Bayangan tersebut maya,
yaitu bayangan tidak akan muncul pada layar yang diletakan pada posisi bayangan
karena cahaya tidak memusat (berkonvergensi) di sana.
Cermin lengkung: fokus utama sebuah cermin lengkung adalah
dititik F di mana sinar yang sejajar
dan sangat dekat dengan titik pusat atau
sumbu optik cermin difokuskan. Fokus
ini nyata untuk cermin cekung (konkaf) dan maya untuk cermin cembung (konveks).
Fokus ini terletak pada sumbu optik dan berada di tengah-tengah antara titik
pusat kelengkungan dan cermin tersebut [9]
Bidang lengkung ialah bidang sferis[10].
Cermin cekung
terbuat dari sepotong bola cermin ( concave spherical mirror ) bila disinari
maka sinar itu sebagaian besar terpantul melalui titik tertentu. Cermin cembung
( convex mirror ) terbuat dari sepotong permukaan bola gelas yang permukaan
bagian dalam bola dilapisi dengan perak nitrat sebagai bahan pemantul cahaya.[11]
Metode
Cermin kombinasi dapat dibuat dengan mudah. Bahan
yang diperlukan adalah sebuah sterofom yang di bentuk datar, cekung dan cembung
kemudian dilapisi alumunium foil sebagai bahan pemantul yang dilekatkan pada
sterofom.
Pada percobaan ini digunakan beberapa perangkat dan alat
ukur. Antara lain laser, kertas A4 bergaris bersudut, cermin kombinasi berbahan alumunium foil, pengaris dan alat tulis.
Percobaan ini terdiri 3 jenis cermin yaitu cermin
datar, cermin cekung, dan cermin cembung (cermin kombinasi). Cara kerja
percobaan meliputi: Letakkan cakram optik pada sumbu sejajar dengan garis pada kertas A4, atur
posisi laser sedimikian sehingga sinar yang keluar berimpit dengan sumbu pada kertas A4, letakkan cermin datar
ditengah-tengah sudut dan , amati
sinar yang dipantulkan oleh cermin datar, cekung, dan cembung. Putar kertas A4
dengan, berlawanan arah jarum jam sehingga sinar datang mengenai cermin dalam
posisi miring, catat sudut kemiringan kertas terhadap laser, sudut ini disebut
dengan berkas sinar datang (<i). Amati dan catat sudut arah pemantulan
berkas sinar datang oleh cermin datar, cekung, dan cembung, besarnya sudut yang
dipantulkan cermin disebut dengan sudut berkas sinar pantul.
Cermin
datar
|
Cermin
cekung
|
Cermin
cembung
|
Hasil
dan diskusi
Dari percobaan tersebut didapatlah hasil peman tulan sebagai berikut:
a.
Cermin Datar
Data sudut datang dan sudut bias pada cermin datar
disajikan pada table 1
Tabel
1 sudut datang dan sudut bias
Sudut Datang
|
Sudut Bias
|
10°
|
10°
|
20°
|
20°
|
30°
|
30°
|
40°
|
40°
|
50°
|
50°
|
b.
Cermin Cekung
Data sudut datang dan sudut bias pada cermin cekung
disajikan pada table 2
Tabel
2 sudut datang dan sudut bias
Sudut Datang
|
Sudut Bias
|
10°
|
10°
|
20°
|
20°
|
30°
|
30°
|
40°
|
40°
|
50°
|
50°
|
c.
Cermin Cembung
Data sudut datang dan sudut bias pada cermin cembung disajikan pada
table 3
Tabel
3 sudut datang dan sudut bias
Sudut Datang
|
Sudut Bias
|
10°
|
10°
|
20°
|
20°
|
30°
|
30°
|
40°
|
40°
|
50°
|
50°
|
Berdasar kan data tabel diatas diperoleh grafik hubungan sudut datang
dan sudut bias sebagai berikut:
a.
Cermin Datar
Grafik sudut datang dan sudut bias pada cermin datar
disajikan pada grafik1
Grafik 1 sudut datang dan sudut bias
b.
Cermin Cekung cermin cekung disajikan pada grafik 2
Grafik 2 sudut datang dan sudut bias
c.
Cermin
Cembung
Grafik sudut datang dan sudut bias pada cermin cembung
disajikan pada grafik 3
Grafik 3 sudut datang dan sudut bias
Dari
grafik percobaan pemntulan dengan cermin datar, cermin cekung dan cermin
cembung terlihat garis
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, Hukum Snellius berlaku pada
tiga jenis cermin yaitu cermin datar, cekung dan cembung karena berdasarkan hukum
Snellius sudut datang sama dengan sudut pantul.
Ucapan terima
kasih
Referensi
[1] Supliyadi,
Khumaedi, Sutikno. ”Percobaan Kisi Difraksi Dengan Menggunakan Keping DVD Dan
VCD” Universitas Negeri Semarang
[2] Sparisoma Viridi dan Novitrian. “Cahaya dan Optik:
Pemantulan-Cermin dan Pembiasan-Lensa”. Pelatihan Penguatan Kompetensi
Guru OSN Tingkat SMP & SMA se-Aceh Batch III Bandung, 12 Agustus - 1
September 2014
[3] Bueche,
Frederick, Eugene Hecht. FISIKA UNIVERSITAS Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
[4] Giancoli,
Douglas. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid
2. Jakarta: Erlangga.
[5] Sarojo, Ganijanti aby. 2010. Gelombang dan Optika. Jakarta: Salemba Teknika.
[6] Halliday, david, Robert resnick. 1978. FISIKA JILID 2. Jakarta: Erlangga.
[7] Sutarno, 2013. FISIKA untuk UNIVERSITAS. Yogyakarta : Graha Ilmu.
[8] Suwarna, Iwan Perman. 2010. Optik.Cet.1. Bogor : Duta Grafika.
[9] Bueche, Frederick, Eugene Hecht. FISIKA
UNIVERSITAS Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
[10] Soedojo, Peter.1999. FISIKA DASAR. Yogyakarta: C.V ANDI
OFFSET.
[11] Priyambodo, Tri Kuntoro. 2010. Fisika Dasar. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.
[12] Taufik
Al Farizi, Widayani. “Pembuatan dan Karakterisasi Papan Partikel Sekam Padi”.
Institut Teknologi Bandung.
Dini Ayu Cahyani
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Ulfah Khoeriyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Nadiyah Putri
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.